Indonesia, sebagai pusat keberagaman satwa dunia, menyimpan berbagai spesies mamalia karismatik, salah satunya adalah Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus). Sebagai bagian integral dari keberagaman satwa di Pulau Sumatera, keberadaan mamalia darat terbesar ini memiliki peran ekologis yang sangat penting. Sayangnya, populasi Gajah Sumatera terus menurun drastis, menjadikannya sebagai salah satu satwa yang sangat membutuhkan perhatian dan upaya konservasi. Mari kita telaah lebih dalam mengenai keberagaman satwa yang terancam ini.
Gajah Sumatera memiliki ciri fisik yang membedakannya dari spesies gajah lainnya. Ukurannya lebih kecil dibandingkan Gajah Asia lainnya, dengan tinggi bahu mencapai sekitar 2-2,5 meter. Mereka memiliki telinga yang relatif kecil dan gading yang lebih pendek. Sebagai herbivora, Gajah Sumatera memainkan peran kunci dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan dengan menyebarkan biji-bijian dan menciptakan jalur-jalur di hutan yang memudahkan pergerakan satwa lain. Mereka hidup dalam kelompok keluarga yang dipimpin oleh seekor betina dewasa.
Ancaman utama bagi kelangsungan hidup Gajah Sumatera adalah hilangnya habitat akibat konversi hutan menjadi perkebunan kelapa sawit dan lahan pertanian. Fragmentasi hutan juga menyebabkan isolasi populasi gajah, mengurangi akses mereka terhadap sumber makanan dan pasangan untuk berkembang biak. Konflik dengan manusia sering terjadi ketika gajah memasuki wilayah perkebunan atau pemukiman untuk mencari makan, yang terkadang berujung pada tindakan pembunuhan oleh manusia.
Upaya konservasi Gajah Sumatera melibatkan berbagai pihak. Balai Besar Taman Nasional Tesso Nilo, Riau, misalnya, secara rutin melakukan patroli untuk mencegah perambahan hutan dan perburuan liar. Pada hari Kamis, 10 April 2025, tim patroli yang terdiri dari petugas taman nasional dan anggota Brigade Mobil (Brimob) Polda Riau berhasil menghalau sekelompok gajah liar yang memasuki areal perkebunan warga di sekitar Desa Lubuk Kembang Bungo. Selain itu, pusat-pusat konservasi seperti Pusat Latihan Gajah (PLG) di Minas, Riau, berperan dalam merawat gajah-gajah yang terlantar atau diselamatkan dari konflik, serta melakukan upaya edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga keberagaman satwa.
Penelitian mengenai populasi dan perilaku Gajah Sumatera terus dilakukan oleh para ahli. Pemasangan alat pelacak GPS pada beberapa individu gajah membantu para peneliti memantau pergerakan mereka dan mengidentifikasi koridor-koridor penting yang perlu dilindungi. Data yang terkumpul menjadi dasar bagi penyusunan strategi konservasi yang lebih efektif dan terarah.
Melindungi Gajah Sumatera berarti menjaga bagian penting dari keberagaman satwa Indonesia dan warisan alam yang tak ternilai harganya. Kepunahan mereka akan membawa dampak buruk bagi ekosistem hutan dan menghilangkan salah satu ikon keberagaman satwa yang patut kita banggakan. Oleh karena itu, dukungan dan tindakan nyata dari semua pihak sangat dibutuhkan untuk memastikan Gajah Sumatera tetap lestari di habitat alaminya.